Jumat, 23 Oktober 2009

cahaya hati


diambil dari blog bpk ali mustahmidi (digital print/jaya stamp)

assalamualaikum warahmatullah wabarokatuh

Implementasi sebuah akidah yang sudah menghujam ke hati


Adakah diantara kita yang merasa mencapai sukses hidup karena telah berhasil meraih segalanya : harta, gelar, pangkat, jabatan, dan kedudukan yang telah menggenggam seluruh isi dunia ini? Marilah kita kaji ulang, seberapa besar sebenarnya nilai dari apa-apa yang telah kita raih selama ini.

Di sebuah harian pernah diberitakan tentang penemuan baru berupa teropong yang diberi nama telescope Hubble. Dengan teropong ini berhasil ditemukan sebanyak lima milyar gugusan galaksi. Padahal yang telah kita ketahui selama ini adalah suatu gugusan bernama galaksi bimasakti, yang di dalamnya terdapat planet-planet yang membuat takjub siapa pun yang mencoba bersungguh-sungguh mempelajarinya. Matahari saja merupakan salah satu planet yang sangat kecil, yang berada dalam gugusan galaksi di dalam tata surya kita. Nah, apalagi planet bumi ini sendiri yang besarnya hanya satu noktah. Sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan lima milyar gugusan galaksi tersebut. Sungguh alangkah dahsyatnya.

Sayangnya, seringkali orang yang merasa telah berhasil meraih segala apapun yang dirindukannya di bumi ini – dan dengan demikian merasa telah sukses – suka tergelincir hanya mempergauli dunianya saja. Akibatnya, keberadaannya membuat ia bangga dan pongah, tetapi ketiadaannya serta merta membuat lahir batinnya sengsara dan tersiksa. Manakala berhasil mencapai apa yang diinginkannya, ia merasa semua itu hasil usaha dan kerja kerasnya semata, sedangkan ketika gagal mendapatkannya, ia pun serta merta merasa diri sial. Bahkan tidak jarang kesialannya itu ditimpakan atau dicarikan kambing hitamnya pada orang lain.

Orang semacam ini tentu telah lupa bahwa apapun yang diinginkannya dan diusahakan oleh manusia sangat tergantung pada izin Allah Azza wa Jalla. Mati-matian ia berjuang mengejar apa-apa yang dinginkannya, pasti tidak akan dapat dicapai tanpa izin-Nya. Laa haula walaa quwwata illaabillaah! Begitulah kalau orang hanya bergaul, dengan dunia yang ternyata tidak ada apa-apanya ini.

Padahal, seharusnya kita bergaul hanya dengan Allah Azza wa Jalla, Zat yang Maha Menguasai jagat raya, sehingga hati kita tidak akan pernah galau oleh dunia yang kecil mungil ini. Laa khaufun alaihim walaa hum yahjanuun! Samasekali tidak ada kecemasan dalam menghadapi urusan apapun di dunia ini. Semua ini tidak lain karena hatinya selalu sibuk dengan Dia, Zat Pemilik Alam Semesta yang begitu hebat dan dahsyat.

Sikap inilah sesungguhnya yang harus senantiasa kita latih dalam mempergauli kehidupan di dunia ini. Tubuh lekat dengan dunia, tetapi jangan biarkan hati turut lekat dengannya. Ada dan tiadanya segala perkara dunia ini di sisi kita jangan sekali-kali membuat hati goyah karena toh sama pahalanya di sisi Allah. Sekali hati ini lekat dengan dunia, maka adanya akan membuat bangga, sedangkan tiadanya akan membuat kita terluka. Ini berarti kita akan sengsara karenanya, karena ada dan tiada itu akan terus menerus terjadi.

Betapa tidak! Tabiat dunia itu senantisa dipergilirkan. Datang, tertahan, diambil. Mudah, susah. Sehat, sakit. Dipuji, dicaci. Dihormati, direndahkan. Semuanya terjadi silih berganti. Nah, kalau hati kita hanya akrab dengan kejadian-kejadian seperti itu tanpa krab dengan Zat pemilik kejadiannya, maka letihlah hidup kita.

Lain halnya kalau hati kita selalu bersama Allah. Perubahan apa saja dalam episode kehidupan dunia tidak akan ada satu pun yang merugikan kita. Artinya, memang kita harus terus menerus meningkatkan mutu pengenalan kita kepada Allah Azza wa Jalla.

Di antara yang penting yang kita perhatikan sekiranya ingin dicintai Allah adalah bahwa kita harus zuhud terhadap dunia ini. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang zuhud terhadap dunia, niscaya Allah mencintainya, dan barangsiapa yang zuhud terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya manusia mencintainya."

Zuhud terhadap dunia bukan berarti tidak mempunyai hal-hal yang bersifat duniawi, melainkan kita lebih yakin dengan apa yang ada di sisi Allah daripada apa yang ada di tangan kita. Bagi orang-orang yang zuhud terhadap dunia, sebanyak apapun yang dimiliki sama sekali tidak akan membuat hati merasa tentram karena ketentraman itu hanyalah apa-apa yang ada di sisi Allah.

Rasulullah SAW bersabda, "Melakukan zuhud dalam kehidupan di dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula memboroskan kekayaan. Zuhud terhadap kehidupan dunia itu ialah tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti daripada apa yang ada pada Allah." (HR. Ahmad, Mauqufan)

Andaikata kita merasa lebih tentram dengan sejumlah tabungan di bank, maka berarti kita belum zuhud. Seberapa besar pun uang tabungan kita, seharusnya kita lebih merasa tentram dengan jaminan Allah. Ini dikarenakan apapun yang kita miliki belum tentu menjadi rizki kita kalau tidak ada izin Allah.

Sekiranya kita memiliki orang tua atau sahabat yang memiliki kedudukan tertentu, hendaknya kita tidak sampai merasa tentram dengan jaminan mereka atau siapa pun. Karena, semua itu tidak akan datang kepada kita, kecuali dengan izin Allah.

Orang yang zuhud terhadap dunia melihat apapun yang dimilikinya tidak menjadi jaminan. Ia lebih suka dengan jaminan Allah karena walaupun tidak tampak dan tidak tertulis, tetapi Dia Mahatahu akan segala kebutuhan kita.jangan ukur kemuliaan seseorang dengan adanya dunia di genggamannya. Sebaliknya jangan pula meremehkan seseorang karena ia tidak memiliki apa-apa. Kalau kita tidak menghormati seseorang karena ia tidak memiliki apa-apa. Kalau kita menghormati seseorang karena kedudukan dan kekayaannya, kalau meremehkan seseorang karena ia papa dan jelata, maka ini berarti kita sudah mulai cinta dunia. Akibatnya akan susah hati ini bercahaya disisi Allah.

Mengapa demikian? Karena, hati kita akan dihinggapi sifat sombong dan takabur dengan selalu mudah membeda-bedakan teman atau seseorang yang datang kepada kita. Padahal siapa tahu Allah mendatangkan seseorang yang sederhana itu sebagai isyarat bahwa Dia akan menurunkan pertolongan-Nya kepada kita.

Hendaknya dari sekarang mulai diubah sistem kalkulasi kita atas keuntungan-keuntungan. Ketika hendak membeli suatu barang dan kita tahu harga barang tersebut di supermarket lebih murah ketimbang membelinya pada seorang ibu tua yang berjualan dengan bakul sederhananya, sehingga kita mersa perlu untuk menawarnya dengan harga serendah mungkin, maka mulailah merasa beruntung jikalau kita menguntungkan ibu tua berimbang kita mendapatkan untung darinya. Artinya, pilihan membeli tentu akan lebih baik jatuh padanya dan dengan harga yang ditawarkannya daripada membelinya ke supermarket. Walhasil, keuntungan bagi kita justru ketika kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain.

Lain halnya dengan keuntungan diuniawi. Keuntungan semacam ini baru terasa ketika mendapatkan sesuatu dari orang lain. Sedangkan arti keuntungan bagi kita adalah ketika bisa memberi lebih daripada yang diberikan oleh orang lain. Jelas, akan sangat lain nilai kepuasan batinnya juga.

Bagi orang-orang yang cinta dunia, tampak sekali bahwa keuntungan bagi dirinya adalah ketika ia dihormati, disegani, dipuji, dan dimuliakan. Akan tetapi, bagi orang-orang yang sangat merindukan kedudukan di sisi Allah, justru kelezatan menikmati keuntungan itu ketika berhasil dengan ikhlas menghargai, memuliakan, dan menolong orang lain. Cukup ini saja! Perkara berterima kasih atau tidak, itu samasekali bukan urusan kita. Dapatnya kita menghargai, memuliakan, dan menolong orang lain pun sudah merupakan keberuntungan yang sangat luar biasa.

Sungguh sangat lain bagi ahli dunia, yang segalanya serba kalkulasi, balas membalas, serta ada imbalan atau tidak ada imbalan. Karenanya, tidak usah heran kalau para ahli dunia itu akan banyak letih karena hari-harinya selalu penuh dengan tuntutan dan penghargaan, pujian, dan lain sebagainya, dari orang lain. Terkadang untuk mendapatkan semua itu ia merekayasa perkataan, penampilan, dan banyak hal demi untuk meraih penghargaan.

Bagi ahli zuhud tidaklah demikian. Yang penting kita buat tatanan kehidupan ini seproporsional mungkin, dengan menghargai, memuliakan, dan membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun. Inilah keuntungan-keuntungan bagi ahli-ahli zuhud. Lebih merasa aman dan menyukai apa-apa yang terbaik di sisi Allah daripada apa yang didapatkan dari selain Dia.

Walhasil, siapapun yang merindukan hatinya bercahaya karena senantiasa dicahayai oleh nuur dari sisi Allah, hendaknya ia berjuang sekuat-kuatnya untuk mengubah diri, mengubah sikap hidup, menjadi orang yang tidak cinta dunia, sehingga jadilah ia ahli zuhud.

"Adakalanya nuur Illahi itu turun kepadamu", tulis Syaikh Ibnu Atho’illah dalam kitabnya, Al Hikam, "tetapi ternyata hatimu penuh dengan keduniaan, sehingga kembalilah nuur itu ke tempatnya semula. Oleh sebab itu, kosongkanlah hatimu dari segala sesuatu selain Allah, niscaya Allah akan memenuhinya dengan ma’rifat dan rahasia-rahasia."

Subhanallaah, sungguh akan merasakan hakikat kelezatan hidup di dunia ini, yang sangat luar biasa, siapapun yang hatinya telah dipenuhi dengan cahaya dari sisi Allah Azza wa Jalla. "Cahaya di atas cahaya. Allah membimbing (seorang hamba) kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki ... " (QS. An Nuur [24] : 35).

Selasa, 22 September 2009

idul fitri

!!!!!!!!!!!!Attention!!!!! Menjalin silaturahim pada hari raya idul fitri tidak harus memaksakan untuk bersalaman antara dua insan yang bukan muhrimnya !!!!!!!!!!!

Sabtu, 15 Agustus 2009

RAMADHAN TAHUN INI HARUS LEBIH BAIK DARI PADA TAHUN KEMARIN

Bagaimana Sebaiknya Sikap Kita dalam Menyambut bulan Ramadhan?

# Tentunya hati kita harus bahagia ketika datang bulan ramadhan, kalau ramadhan datang hati kita malah susah, wajib dicari penyebabnya dan kemudian kita cari obatnya.

#Persiapan Fisik ya tentunya, karena kesehatan sangat dibutuhkan ketika menjalani ibadah puasa, tanpa didukung kesehatan fisik yang memadai tentunya ibadah kita kurang bisa optimal, beberapa cara yang sudah dilakukan orang-orang dalam menjaga kesehatan untuk persiapan bulan ramadhan biasanya dengan cek kesehatan, mengkonsumsi makan yang banyak mengandung vitamin, buah-buahan , sayuran misalnya, dan banyak sekali cara yang lain.Kalau kita mempunyai niat yang baik tentunya jalanpun akan terbuka.

#Persiapan Mental yang mantap, Semangat dalam menyambut dan menjalankan ibadah dibulan ramadhan tahun ini tentunya harus lebih baik, harus lebih ulet, harus lebih semangat, kalau ramadhan kemarin kita khatam Al-Qur'an 1x,,,bolehlah ramadhan tahun ini 2 atau 3x.

Sabtu, 01 Agustus 2009


Posted by Picasa

sumowono follow up

Jika suatu ketika disebutkan kata " sukses" pandangan orang pasti akan berbeda-beda tentang hal tersebut, tetapi kesuksesan yang hakiki adalah sejauh mana kita bisa menjalankan segala perintah Allah dan sejauh mana kita bisa meninggalkan segala yang dilarangNYA.


Jika suatu ketika disebutkan kata "Rezki" pandangan orang juga pasti akan berbeda-beda dalam memahami arti kata tersebut, seringkali rezki diidentifikasikan dengan uang mulu, itu membuat arti kata tersebut menjadi sempit bahkan seperti tidak ada artinya, Sebenarnya rezki itu banyak antara lain berupa ilmu, kesempatan hidup (usia), saudara dan masih banyak lagi kenikmatan- kenikmatan yang lain yang seandainya ahli matematika dengan gelar apapun di seluruh penjuru dunia ini bersatu untuk menghitung nikmat Allah maka dijamin 100% tidak akan mampu, dan ingat segala kabaikan yang ada pada kita itu datangnya hanya dari Allah SWT, dan semua kejelakan yang menimpa kita itu datangnya dari diri kita sendiri.

Jika suaru ketika disebutkan kata "Hidup" maka akan ada beberapa versi pemahaman salah satu pemahaman hidup yang salah mengatakan bahwa "hidup itu hanya untuk hidup" pemahaman seperti itu adalah sangat bertolak belakang dengan tujuan hidup semula, untuk itu kita harus merubah cara berfikir tersebut menjadi cara berfikir yg berdasarkan paradigma iman yaitu " Hidup kita ini adalah untuk SANG MAHA HIDUP" sebelum memprioritaskan kedalam keadaan yang lainya manusia harus memprioritaskan diri sebagai seorang hambaAllah. Semua orang juga pasti akan tahu bahwa tugas seorang hambaAllah itu harus selalu mentaati dan patuh terhadap semua perintahNYA dan menjauhi segala laranganNYA "inna sami'na waatha'na" Kami dengar dan kami taati "no reserve" tak ada bantahan sedikitpun.

Bila ada kebaikan dalam tulisan ini itu datangnya dari Allah SWT dan apabila ada kesalahan itu datangnya dari keburukan diri kami, harapan kami semoga tulisan yang sedikit ini bisa bermanfaat banyak bagi saudaraku semua.
Posted by Picasa

Minggu, 26 Juli 2009

smp negeri 1 sumowono

MADU BISA MENYEMBUHKAN AMANDEL:

Anda bisa mengusap kedua tonsil dan lekum anda dengan madu. sebagai pengganti bahan-bahan pembersih dan pembebas hama yang lain. karna gula yang terkandung dalam madu ialah gula anggur. yang memiliki kemampuan perekat terhadap bakteri dan bibit-bibit penyakit. selain bahwa madu itu juga mengandung jasad-jasad pelawan bibit-bibit penyakit, seperti klaikoprotein. tambahan lagi bahwa madu rasanya manis dan mudah dicerna tanpa mengganggu lambung bila ditelan. bahkan madu itu makanan juga, jadi tidak seperti obat-obat lain maupun bahan-bahan pembersih lain yang dipakai pengusap tonsil.

Kamis, 23 Juli 2009

Sumowono itu pemandanganya indah





Senin, 20 Juli 2009

Biologi & Islam


Ilmu Pengetahuan (sains) mengatakan bahwa:

~ Bangkai adalah gudang berpuluh-puluh jenis bibit penyakit pembawa maut.

~ Darah adalah pemindah penyakit-penyakit hewan kepada manusia-manusia.

~ Penyakit-penyakit yang dipindahkan oleh babi mustahil disembuhkan.

(flu babi marak pada akhir-akhir ini).


Jadi untuk makanan yang sudah jelas keharamanya bisa dibuka Q.S. Alma'idah ayat 3
















Konsep Tauhid


Terjemah (Q.S Al-Ikhlas Ayat 1 s/d 4)


1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Sabtu, 18 Juli 2009

nasehat itu bukan kritikan

NASIHAT KEMATIAN UNTUK SEMUA ORANG

Jika kita bertanya pada semua orang siapa yang sudah siap mati,,,,,,,,???? sudah barang tentu rata – rata orang akan menjawab belum,,,,,,,,dari situlah kita bisa mengambil pelajaran bahwa semua orang pasti akan merasakan mati tidak peduli itu pejabat atau rakyat tidak pula atasan atau bawahan tidak beda antara penduduk kota atau desa. Maka dari itu mari kita semua untuk selalu saling mengingatkan dalam hal Peningkatkan iman dan islam . Kalau mau jujur untuk mengkalkulasi amal kita selama ini misalnya posisi kita sekarang pada umur 15 tahun belum tentu kebaikan yang kita miliki jumlahnya sampai 25 % dari umur kita. kurang dari jumlah tersebut sangat mungkin mengingat manusia itu tidak luput dari kesalahan. Tetapi kita harus selalu optimis bahwa rahmat Allah akan selalu tercurahkan kepada hambaNYA yang bertakwa dan selalu komitmet dalam islam.

Tidak ada yang tahu kapan waktu kita di dunia ini akan berakhir ,,,,,,,